Rem dan Kopling, Problem bagi Pemudik

Para pemudik yang kebanyakan menggunakan mobil pribadi sedang mengantre di Pelabuhan Merak, Banten.
Para pemudik yang kebanyakan menggunakan mobil pribadi sedang mengantre di Pelabuhan Merak, Banten.

Ritual tahunan terbesar bangsa Indonesia, yaitu mudik Lebaran, sebentar lagi dimulai. Departemen Perhubungan pun memprediksi 1,2 juta mobil pribadi dan 2,7 juta sepeda motor dari kawasan Jabodetabek akan menyebar ke berbagai daerah di Jawa dan Sumatera. Seiring dengan makin bagusnya kondisi jalan di sepanjang jalur mudik, membuat pengguna kendaraan pribadi untuk mudik pun meningkat setiap tahunnya.

Tingginya jumlah pengguna kendaraan pribadi, tak ayal mengakibatkan kemacetan di beberapa ruas jalan di sejumlah kota. Sesuatu yang sulit dihindari mengingat sistem pengaturan lalu lintas di Indonesia masih bermasalah, terutama jika melewati pusat kegiatan masyarakat seperti pasar. Jarak tempuh yang jauh diselingi kemacetan di sana sini menuntut kondisi kendaraan yang prima.

Sebuah hasil riset yang dikeluarkan PT Toyota Astra Motor (TAM) baru-baru ini sebaiknya disimak calon pemudik yang akan menggunakan kendaraan pribadi tahun ini. Data statistik yang diolah TAM selama bertahun-tahun membuka pos layanan gratis bagi pemudik menemukan problem pada sistem rem dan kopling sebagai masalah paling sering dialami para pemudik Lebaran.

Itu dialami jika pemudik tidak pernah rutin ke bengkel atau tidak sempat ke bengkel sebelum mudik. Demikian dikatakan Kepala Seksi After Sales Marketing TAM Sholeh Anwar kepada SP, Rabu (9/9).

Sementara jika pemudik rutin memeriksakan kendaraannya ke bengkel, biasanya masalah yang dihadapi hanya persoalan ringan saja. Umumnya, tutur Sholeh, pemudik mampir ke pos jaga yang disediakan para agen tunggal pemegang merek (ATPM) untuk melakukan tune up mesin, perbaikan sistem kelistrikan, seperti lampu dan wiper, serta sistem pengereman ringan seperti kanvas rem. Selain itu, juga persoalan sistem pendingin kabin atau AC yang banyak bermasalah.

Menurut Sholeh, menjelang Lebaran tahun ini, aktivitas servis di bengkel resmi jaringan Toyota meningkat lebih dari 30 persen dibandingkan hari biasa. Padahal, tahun lalu hanya meningkat 20 persen. Jika dikaitkan dengan peningkatan jumlah pemudik menggunakan mobil pribadi, peningkatan tidak lebih dari 10 persen saja. Itu menunjukkan kesadaran pemudik makin tinggi untuk mempersiapkan kendaraannya agar nyaman dan aman selama mudik.

Sementara itu, temuan sedikit berbeda diungkapkan General Manager Sales Service Astra Isuzu Lili Herman. Kondisi kemacetan di jalur mudik memaksa para pengendara sering menginjak pedal rem mobil mereka. Selain itu kondisi stop and go saat kondisi lalu lintas padat merayap membuat pengendara lebih banyak mengoperasikan setengah kopling. Akibatnya, sistem rem dan kopling berdasarkan data statistik yang ada merupakan dua hal yang paling sering bermasalah.

Pada sistem rem misalnya, kanvas rem mengalami keausan akibat seringnya pedal rem diinjak di tengah kemacetan lalu lintas yang berlangsung berjam-jam. Sedangkan pada sistem kopling, umumnya terjadi karena kanvas kopling cepat aus akibat cara mengemudi yang salah. Kebiasaan mengemudi yang salah itu, antara lain sering menginjakkan dan menempatkan kaki pada pedal kopling pada saat kemacetan lalu lintas arus mudik.

Menurut pakar teknik AI Isuzu Parlin Manurung, pengemudi lebih suka menginjak setengah kopling ketimbang mengerem dan memosisikan kopling di posisi netral. Cara seperti itu dinilai tidak merepotkan saat kondisi lalu lintas dalam kondisi stop and go. Namun, jika frekuensinya kelewat sering akan berakibat kanvas kopling cepat aus dan biasanya menimbulkan bau menyengat akibat gesekan kanvas kopling. Apalagi jika hal itu dilakukan di jalanan menanjak atau menurun.

Namun, menurut Parlin, berdasarkan data stastistik yang dimilikinya, munculnya problem pada sistem rem dan kopling umumnya terjadi pada kendaraan yang alpa pengecekan atau perawatan rutin di bengkel. Untuk itu, Parlin menyarankan agar pemilik kendaraan melakukan pengecekan seluruh sistem, terutama terkait pada sistem sangat vital, seperti rem dan kopling, ke bengkel resmi sebelum melakukan ritual mudik Lebaran.

Berdasarkan lokasi, menurut Lili, problem tersebut banyak terjadi di daerah Nagrek, Jawa Barat dan Alas Roban, Jawa Tengah. Oleh karena itu, tahun ini AI Isuzu pun kembali membuka pos jaga 24 jam mudik di dua lokasi tersebut. Selain di dua tempat itu, dua lagi di Caruban dan Negara, Bali.

“Program Bengkel Siaga 24 jam yang akan beroperasi pada saat puncak arus mudik yang diperkirakan berlangsung 10 hingga 20 September 2009,” ujar Lili.

Sementara berdasarkan umur kendaraan, masalah banyak muncul pada kendaraan buatan tahun 1994 hingga tahun 2000. Sedangkan pada kendaraan buatan tahun 2002 ke atas relatif tidak ada masalah.

Rutin

Untuk itu, baik Sholeh maupun Lili meminta para pemilik kendaraan untuk secara rutin melakukan perawatan kendaraannya di bengkel terpercaya agar kondisi kendaraan selalu prima. Melakukan pemeriksaan pada saat-saat terakhir menjelang mudik bukanlah hal yang baik, meskipun lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Perawatan yang tidak rutin, biasanya harus merogoh kocek yang lebih dalam karena banyaknya bagian yang harus diganti sekaligus. Seringkali, karena mobil tak pernah dirawat, ada beberapa bagian yang bermasalah seperti timing belt atau sabuk karet penggerak katup masuk bahan bakar (intake valve) ataupun katup buang (exhaust valve).

Sejumlah ATPM tahun ini kembali membuka program layanan Lebaran. Program layanan Lebaran ini meliputi Paket Periksa Rupa-Rupa, Biaya Cuma-Cuma, dan Paket Servis Plus Discount yang bervariasi antara 15-20 persen. [Suara Pembaruan/Setia Lesmana]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *