Gempuran Honda Freed

Pada enam bulan terakhir, pasar kendaraan keluarga atau multi purpose vehicle (MPV) diramaikan oleh kehadiran Honda Freed. Fakta penjualan pada paruh kedua 2009 menunjukkan gempuran Freed di basis-basis MPV cukup menggoyahkan posisi pemain lama yang selama ini mendominasi pasar MPV.

Honda Freed tampak belakang
Honda Freed tampak belakang

Periode Juli-November 2009, penjualan Freed sudah mendekati 15.000 unit. Ini agak mengherankan mengingat dua hal, pertama, Freed tidak berhadapan langsung (head to head) dengan MPV yang selama ini beredar di pasar mobil nasional. Bahkan, SP menilai Freed cenderung menciptakan segmen pasar baru, terutama jika menimbang faktor harganya yang berkisar antara Rp 240 juta – Rp 260 juta. Sementara itu, harga mobil keluarga kelas medium jauh di bawah harga Freed.

Kedua, dari sisi tampilan eksterior, sepintas Freed lebih mungil dibandingkan mobil keluarga lainnya. Sehingga terkesan daya tampungnya tidak sebanyak MPV pada umumnya.

Untuk menuntaskan keingintahuan, SP pun menjajal Honda Freed dan melakukan riset terbatas melibatkan 25 orang pemilik MPV jenis lain. Hasilnya, semua responden mengatakan bahwa mereka tidak menyangka ternyata kabin Freed lebih luas meski terkesan mungil dilihat dari luar layaknya mobil kompak. Responden mengaku jika kabin Freed tak kalah lega dibandingkan MPV medium lainnya. Formasi tujuh tempat duduk di dalam kabin mampu memberi kesan luas dengan area pandang di ruang kemudi yang lebih lebar.

Honda Freed tampak depan
Honda Freed tampak depan

Dengan dimensi panjang 4.215 mm, lebar 1.700 mm, dan tinggi 1.735 mm, dimensi Freed sebetulnya tak jauh berbeda dibandingkan Avanza yang panjangnya 9,5 sentimeter lebih pendek. Namun, yang membuat Freed terasa lega adalah penataan interiornya yang sama sekali berbeda dengan MPV lainnya.

Misalnya saja dasbor yang rendah dan bagian depan rata-Honda menyebutnya open café interior-plus kaca depan yang landai dan luas membuat pandangan ke depan sangat luas.

Nuansa lega juga ditimbulkan oleh posisi tongkat transmisi dan rem tangan yang biasanya terletak di antara dua kursi depan. Para insinyur Honda meletakkan tongkat transmisi otomatis Freed di dasbor agar gampang digapai dengan tangan kiri. Sedangkan rem parkir, posisinya di lokasi yang biasanya ditempati pedal kopling.

Untuk pintu penumpang, digunakan pintu tipe geser samping ke arah belakang yang juga bisa dibuka-tutup menggunakan remote atau tombol di depan pengemudi. Gerak pintu geser ini begitu halus. Uniknya, pintu akan berhenti bergerak bila ada orang. Selain itu, saat pintu terbuka, mesin tidak bisa dihidupkan sehingga memberi rasa aman lebih bagi penumpangnya.

Leluasa

Isi kabin Honda Freed
Isi kabin Honda Freed

Nuansa lega juga dihadirkan dengan menyiasati posisi jok yang meninggi ke belakang yang oleh Honda diberi istilah “Theatrical Cabin Space”. Penumpang belakang, di kursi deret kedua, merasa nyaman karena posisi duduknya lebih tinggi dari depan. Mereka bisa melihat ke depan dengan pandangan lebih luas begitu diminta duduk di kursi deret ketiga.

Responden pun mengaku bisa leluasa pindah dari depan ke belakang atau sebaliknya ketika mobil sedang jalan. Itu karena model captain seat – Honda menyebutnya konsep walk-through cabin – baik pada kursi depan maupun baris kursi kedua. Hal itu diukung oleh teknik yang membuat lantai lebih rendah atau one step floor untuk memudahkan akses keluar masuk.

Siasat lain yang dilakukan Honda adalah menggunakan kombinasi desain segitiga di depan dan kotak pada bodi sehingga penumpang bisa berdiri atau berpindah tempat dengan mudah. Menurut pihak Honda, teknik tersebutlah yang membuat kapasitas interiornya 142 liter dengan 7 penumpang, dan 672 liter bila berisi empat penumpang (kursi ketiga dilipat).
Namun, kelebihan desain interior yang lega tersebut harus dibayar mahal dengan tingginya banderol harga Freed yang diatas MPV medium lainnya. Sebanyak 15 dari 20 responden menilai harga sekitar Rp 250 juta tergolong mahal untuk sebuah mobil keluarga bermesin 1.500 cc.

Namun, Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran Honda Prospect Motor (HPM) yang merupakan agen tunggal pemegang merek Honda di Indonesia menilai, harga tersebut sangat wajar mengingat fitur kenyamanan dan keamanan yang dicangkokkan pada Freed.

“Anda lihat sendiri, fitur-fitur keselamatan, keamanan, dan kenyamanan berkendara pada Honda Freed setara dengan mobil-mobil premium,” ujar Jonfis.

Sehingga, konsumen tidak hanya membeli luasnya kabin, namun juga teknologi tinggi yang memanjakan konsumen, tambahnya. Belum lagi teknologi lainnya yang berhubungan dengan handling kendaraan, misalnya saja teknologi yang digunakan untuk transmisi otomatis Freed berbeda dengan yang digunakan pada versi sebelumnya. Transmisi 5 percepatan ini adalah gabungan CVT (continuouly variable transmission) dan torque converter. Dengan teknologi ini, Honda mengklaim terjadi efisiensi bahan bakar, namun akselerasi yang lebih responsif.

Performa kendaraan juga ditunjang oleh teknologi drive by wire (DBW) yang diadopsi dari teknologi fly by wire pada pesawat terbang. Sarana penghubung mekanik digantikan modul elektronik canggih, sensor, dan motor actuators. Misalnya, hubungan antara pedal gas akselerasi ke intake manifold mesin yang umumnya memakai kabel mekanis digantikan dengan perintah elektronik melalui komputer. Sistem ini populer dengan sebutan electronic throttle control (ETC).

Penerapan teknologi DBW tidak terbatas pada kendali pedal gas, tetapi juga rem elektronik (brake by wire), dan kemudi elektronik (steering by wire). Penggunaan sistem ETC disebabkan beberapa alasan antara lain pertama, komputer mobil mampu mengontrol semua operasi mesin sehingga kinerja lebih optimal. Kedua, penggunaan sistem throttle elektronik memastikan mesin hanya menerima perintah yang sesuai dengan kondisi saja. Ketiga, pasokan udara ke mesin yang sesuai kebutuhan akan berdampak pada pengurangan emisi gas buang.

Saat SP menjajal Freed di berbagai kondisi jalan, mesin cukup responsif pada putaran di atas 2.000 rpm (rotasi per menit). Pada kecepatan 80-100 km dan putaran 3.000 rpm, mesin menghasilkan traksi bertenaga dan cukup responsif. Namun, jika menghadapi tanjakan, napas Freed baru bisa lebih panjang dan bertenaga jika transmisi dioperasikan pada posisi D3, sedang pada posisi D terasa kepayahan. Namun, penggunaan D3 lebih boros dibanding D, dimana transmisi D3 konsumsi bensinnya 11 km per liter dan transmisi D konsumsi bensinnya 13 km per liter.

Fitur-fitur lain yang membuat Freed lebih mewah, antara lain koneksi untuk iPod, MP3 player, dan USB flashdisk selain radio dan CD Player. Juga terdapat sistem informasi melalui layar LCD yang menginformasikan konsumsi bahan bakar rata-rata, jarak yang bisa ditempuh dengan bahan bakar tersisa, odometer dan tripmeter. Sistem informasi kerja mesin (tachometer) dan kendaraan (speedometer) serta indikator bahan bakar juga ditayangkan secara digital.

Fitur lain adalah ABS (anti-lock brake system), EBD (electronic brake force distribution), dan BA (brake assist). Khusus untuk versi dengan power sliding door ditambahkan lagi dua airbag. Sebagai mobil keluarga, Freed juga menyediakan berbagai kotak penyimpanan berbagai jenis barang, mulai dari botol dan kaleng miniman sampai jenis lain. [Suara Pembaruan/Setia Lesmana]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *