Aura sporty Mazda2

Mazda2“Hari ini, tidak ada wawancara, hanya test drive saja,” ujar Miyuki Oda, salah satu panitia dari Mazda Corporation. Uji kendaraan New Mazda2 tersebut dilaksanakan akhir November 2009 dengan rute Hotel Shangri-La Chiang Mai Thailand ke Pu-Jed-Sri, sebuah kawasan hutan pinggiran kota terbesar kedua Negeri Gajah Putih itu. Jaraknya sekitar 140 km.

Siang itu, panitia menyediakan 32 kendaraan aneka warna dan aneka tipe New Mazda2 yang sudah berjejer di halaman hotel. Rombongan wartawan asal Filipina mendapat kesempatan mengemudikan paling depan, kemudian dari Malaysia dan Indonesia.

Kebetulan saya mendapat kendaraan jenis sport warna hijau, di mana kendaraan kompak tersebut sudah dipasangi aksesori sport, mulai dari transmisi otomatis dengan fitur sport, serta velg racing dan ban agak tipis, sementara itu, sebagian lagi kendaraannya jenis standar.

”Ayo, rombongan pertama mulai maju,” teriak panitia dari Mazda yang dibantu sejumlah polisi lalu lintas Thailand.

Kendaraan pun mulai dikebut secara beriringan, meski harus menerobos sejumlah jalan sempit kota wisata Chiang Mai. Hentakan kendaraan bermesin 1.498 cc seolah mengabaikan pelototan orang-orang Thailand yang melihat iringan kendaraan hatcback ini dengan kekaguman. ”Mungkin, terpesona desainnya,” ujar kawan satu mobil dari salah satu majalah otomotif di Jakarta.

Rute Hotel Shanri-La ke hutan Pu-Jed-Sri, saya hanya sebagai penumpang. Saya ingin merasakan nikmatnya disopiri teman, sambil ingin mengutak-atik AC dan audionya.

”Pak ingin coba akselerasinya, mau? Tapi ngebut,” kata temanku yang menyopiri saya. Tentu saya aminkan saja sebab buat apa test drive kalau cuma jalan santai.

Pada rute antara Mae Rim dan Mae Teang, jalanan agak lurus meski dasar jalan bukan aspal melainkan dari beton. Maka, mulailah gas diinjak dalam-dalam hingga putaran mesin mencapai angka 8.000 rpm, bahkan sampai penunjuknya ke level merah.

”Wow, bisa nyampe 150 km per jam nih,” teriak teman saya. Saya lihat penunjuk speedometer sudah menyentuh angka 160 km. Terasa ringan mobil ini ketika diinjak gasnya, dan kendaraan melesat cepat meninggalkan rombongan.

Setelah sampai di Pu-Jed-Sri, Yoji Kurihara, Deputy Program Manager Vehicle Development Promotion Dept dan Ryoichi Kishimoto, Program Manager Mazda Moror Corporation, bertanya apa kesan dari mobil ini.

Sejumlah wartawan dari tiga negara tersebut memberikan komentar beragam, mulai dari handling, akselerasi, desain, pendinginan ruangan, peredam kejut, ruang interior, kenyamanan kaki di dalam hingga audio. Sebagian komentar positif, kendaraan ini enak ditunggangi dan disetiri untuk kelasnya.

Transmisi sport
Mazda2 dashboardNah, saya ingin mencobanya sendiri meski sebagian panitia keberatan, mengingat saya sudah mengatakan tidak pernah pakai kendaraan transmisi otomatis. Dengan sedikit memaksa, akhirnya saya menyetir sendiri New Mazda2 dengan rute Pu-Jed-Sri ke Hotel Shangri-La.

Keluar dari hutan itu jalanan cukup jelek, tetapi peredam kejut cukup berhasil mengatasinya, sehingga tidak ada kesan kendaraan limbung meski menggunakan ban tipis.

Saya pilih mode transmisi sport, di transmisi tertulis S. Maka raungan mesin mulai mengalir masuk ke kabin yang tadinya lumayan senyap. Setiap gas dihentak, karakter suara sport langsung terdengar. Beda kalau memakai tipe transmisi biasa, suara mesin sedikit sekali terdengar ke kabin.

Mobil meluncur cepat di jalanan berkelok. Handling setirnya cukup ringan. RPM mesin bertengger di 3.500-4.000. Kaki terus injak gas. ”Pak, pelan-pelan saya mau foto,” teriak teman saya. Maksudnya jangan kencang-kencang jalannya. Namun, kaki sudah gatal untuk injak gas lagi menerobos jalan Kota Chiang Mai yang bervariasi antara jalan aspal, beton, belokan dan kemacetan. Akselerasi terasa ringan, apalagi di atas 1.500 RPM.

Sampai juga di hotel dengan selamat. Kesannya jelas ini New Mazda2 bisa dikendarai dengan mudah, meski oleh orang pertama kali pakai transmisi otomatis. Sistem remnya cukup mumpuni, karena dilengkapi berbagai perangkat keselamatan seperti ABS dan EDB, handling-nya ringan, pandangan dari kabin ke luar cukup lega, akselerasi di atas 1.500 RPM menghasilkan tenaga berlimpah, cukup memuaskan bagi orang yang ingin bergaya sporty.

”Bagaimana kesan Anda,” ujar seorang panitia sambil tersenyum karena saya selamat menyetir sampai tujuan. Saya jawab kendaraannya nyaman dan enak dikemudikan untuk sekelasnya. Hanya pendingin ruangan kurang dingin, mungkin belum pakai kaca film atau sinar matahari Chiang Mai cukup terik.

Lantas audionya standar. Bagi orang yang sering dengar dari audio high end, mungkin masih kurang enak di telinga. Selebihnya, penilaiannya mantap, apalagi kalau harganya bisa murah, mungkin bisa mengalahkan Honda Jazz atau Toyota Yaris, dan Suzuki Swift.

oal konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang sering ditanyakan konsumen Indonesia, untuk jenis sedan kompak ini, lumayan irit. Angka di dashboard selalu menunjukkan 8,5 liter per 100 km, sedangkan versi Mazda-nya konsumsi BBM transmisi otomatis bisa sekitar 6,8 liter per 100 km.

Menurut Ryoichi Kishimoto, New Mazda2 yang telah menyabet 2008 World Car of the Year dan dijual sejak tahun 2007 di 70 negara, merupakan kendaraan hasil inovasi terbaik perancang kendaraan Mazda Motor Corporation.

”Kendaraan ini didesain untuk masyarakat yang dinamis, lihat saja eksteriornya, kesan dinamis, sliuet, dan terus bergerak dengan garis dan pola enak dipandang,” ujarnya.

Mazda2 redSelain itu, katanya, bodinya terbilang ringan dibandingkan dengan pesaingnya, sehingga berpengaruh terhadap tenaga dan konsumsi BBM. Adapun, mesinnya mengusung mesin MZR 1.498 cc, empat silinder segaris DOHC 16-valve yang mampu menyemburkan tenaga 76kW/6.000rpm dan maksimun torsi 135 Nm/4.000rpm. Tenaga mesin sebesar itu cukup nyaman membawa kendaraan ini di jalanan dalam kota dan luar kota dengan BBM irit.

Lantas soal bagasi dan interiornya, kata Ryoichi, terbilang nyaman dan fungsional dengan gaya sporty. Juga ada aux in audio dekat transmisi, serta tempat penyimpanan terbilang komplet. Adapun, dari segi keamanan sudah tersedia four-wheel antilock braking system (4W-ABS) dengan electronic brake-force distribution (EDB) dan air bag. (hilman.hidayat@bisnis.co.id)

Hilman Hidayat

Sumber: Bisnis Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *